RPTRA Dharma Suci

Diposting pada: 2021-03-04, oleh : Sugiarto Kartono, Kategori: Pembangunan Sekolah

RPTRA atau Ruang Publik Terpadu Ramah Anak adalah tempat dan/atau ruang terbuka yang memadukan kegiatan dan aktivitas warga dengan mengimplementasikan 10 (sepuluh) Program Pokok Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga untuk mengintegrasikan dengan program Kota Layak Anak (PERGUB DKI No. 196 tahun 2015). RPTRA adalah wujud komitmen Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak sehingga anak dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Untuk tahun 2015, Pemprov DKI Jakarta mentargetkan untuk dapat membangun +60 RPTRA di seluruh wilayah DKI Jakarta, sedangkan di tahun 2016 direncanakan akan dibangun +150 RPTRA, dimana +32 RPTRA akan dibangun di wilayah Jakarta Utara.

Salah satu RPTRA yang sedang dibangun di tahun 2015 ini adalah RPTRA Dharma Suci yang terletak di kawasan RW. 016 Kelurahan Pejagalan Kecamatan Penjaringan Kotamadya Jakarta Utara. RPTRA ini terletak didekat kolong tol Jembatan Tiga – pintu masuk tol Jembatan Tiga. Secara geografis, lokasi RPTRA ini terletak diantara kawasan RW 016 dan RW 018 Kelurahan Pejagalan.

Akhirnya pada hari rabu, 6 April 2016, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meresmikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Dharma Suci, di Jalan Pluit Mas Utara, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Keberadaan RPTRA dimaksudkan untuk mempermudah masyarakat berinteraksi ‎sosial sehingga diharapkan lebih peduli terhadap masalah sosial.

"‎Ini harus diteruskan, kami ingin Jakarta memiliki banyak RPTRA sehingga masyarakat bisa saling berinteraksi sosial dan lebih peduli satu sama lain," ujar Ahok‎, di panggung RPTRA Dharma Suci.

Dikatakannya, RPTRA memiliki kelebihan dibandingkan taman biasa, karena dilengkapi ruang interaksi bagi anak-anak maupun remaja. "Ini seperti filosofi Tiongkok, setiap rumah tangga punya kesulitan dalam menerjemahkan kitab suci masing-masing, seperti itulah kota Jakarta yang begitu besar, kita tidak bisa menangani persoalan masyarakat kalau mereka tidak saling peduli dan berinteraksi di RPTRA," tambah mantan Bupati Belitung Timur itu.

Dikatakannya, ‎dengan keberadaan RPTRA, masyarakat dapat saling mengenal dan membentuk komunitas untuk menyampaikan persoalan. "Kita kerja sama dengan UBM (Universitas Bunda Mulia) dalam pembangunan RPTRA, jadi peneliti di universitas bisa memetakan secara sosial kebutuhan masyarakat untuk RPTRA, orang sini maunya apa, futsal, cocok tanam, laktasi, atau basket, disesuaikan dengan kebutuhan, jadi masyarakat menyukai RPTRA-nya," lanjut Ahok.

Sementara itu, Ketua Yayasan Dharma Suci, mengatakan ‎pembangunan RPTRA sudah dimulai sejak November 2015 melalui kerja sama dengan Pemprov DKI. "Kami sebenarnya akan melakukan pembangunan dua RPTRA, tapi untuk RPTRA II belum bisa dimulai karena masih proses perjanjian kerja sama," kata Gunawan.

Ia berharap pembangunan RPTRA bisa lebih menyejahterakan masyarakat dan membuat Jakarta menjadi kota yang maju pesat.‎


Berita Lainnya